Salam mahasiswa, salam sejahtera
untuk kita semua.
24 September, tanggal yang
diperingati sebagai hari tani nasional. Berbagai golongan mahasiswa, terutama
mahasiswa pertanian, memperingati hari tersebut dengan berbagai bentuk
visualisasi gerakan yang berbeda. Aksi turun ke jalan, membuat retorika dan press
release, sudah barang tentu menjadi pilihan-pilihan yang dilakukan oleh
berbagai kalangan. Hal yang sama selalu berulang setiap tahun, walaupun dengan
tema dan tuntutan yang berbeda sesuai isu yang sedang beredar atau kasus yang
memang perlu diperjuangkan.
Begitupun yang terjadi di kampus
kita tercinta, Fakultas Pertanian Unsoed. Biasanya pada 24 September selalu
menggelar aksi turun ke jalan dengan berbagai tuntutan. Coretan di spanduk,
orasi tuntutan dan aksi teatrikal, merupakan konten yang selalu digelarkan.
Namun, seakan sebagai acara seremonial, aksi turun ke jalan tersebut tak
berbekas. Selalu tidak ada follow up
yang jelas. Aksi tersebut hanya dibuat supaya terlihat bahwa mahasiswa
pertanian itu peduli dan bergerak, walupun tidak beresensi. Berbagai aksi
seperti itu penting, jika diikuti dengan aksi lain yang lebih berorientasi
terhadap sasaran, dalam hal ini masyarakat (terutama petani).
Berangkat dari keprihatinan seperti
itu, maka kita sebagai mahasiswa pertanian perlu merenungkan arah gerak kita
kembali. Apakah bergerak untuk sebuah
pengakuan? Atau bertindak atas dasar pengabdian?
Bersama dengan ini, kami atas nama
mahasiswa pertanian mengajak segenap mahasiswa, khususnya melalui Hima dan Unit
di Faperta Unsoed ini untuk bergerak mengabdi kepada masyarakat desa. Kami
telah membuat program bina desa di Desa Sikapat, Kec. Sumbang. Selanjutnya, ini
menjadi ranah kawan-kawan Hima dan Unit dalam mengemas dan menjalankan program
bina desa tersebut. Setiap Hima dan Unit di persilahkan untuk mengaplikasikan
propesinya masing-masing.
Harapan kami tidak besar, karena
sadar bahwa kapasitas yang kita miliki belum begitu lengkap. Tapi jika semuanya
dikerjakan secara bersama-sama (antara Hima dan Unit), maka hasilnya akan
menjadi luar biasa. Trimakasih kepada Hima dan Unit yang telah berpartisipasi
dalam mengabdikan sumberdayanya dalam program bina desa ini.
Mari kita tanamkan esensi “Hari
Tani” ini di setiap hari-hari kita, karena setiap hari kita berfikir untuk mereka,
dan baru pada setiap minggunya kita visualisasikan dalam pengabdian di desa
dengan penuh ketulusan.
Hari-hari
kita adalah peringatan hari tani, minggu-minggu kita adalah pengabdian untuk
petani.. Kita beraksi bukan untuk eksistensi tapi kita beraksi untuk prestasi.
-Tilik ndeso, Bangun
ndeso-